Air Sebagai Sumber Keberlangsungan Kehidupan

Petirtaan Belahan atau yang dikenal sebagai "Sumber Tetek" oleh warga sekitar, yang dibangun pada abad 11 untuk tempat pendarmaan Raja Kahuripan Airlangga yang diwujudkan sebagai Wishnu sedang mengendarai Garudha yang kini tersimpan di Museum purbakala Trowulan.

      Air adalah salah satu elemen penting dalam kehidupan, tidak ada sesuatu dimuka bumi ini yang tidak memerlukan air bahkan dalam tubuh manusia seperempatnya adalah air sehingga dalam sejarah perjalanan hidup manusia selalu membutuhkan nya untuk menunjang keberlangsungan didalam kehidupannya di dunia ini.
      Dalam sejarah manusia selalu mendirikan tempat tinggal yang dekat dengan sumber dan aliran air(sungai,danau dsb) sehingga bisa dikatakan seluruh peradaban manusia hingga menyangkut masalah mitos, kepercayaan dan agama tidak lepas dari air.
Situs kolam peninggalan dari prasejarah di periode Megalitikum yang dikenal sebagai situs Citaman yang terletak di lereng gunung Pulosari, Pandeglang Banten, yang di duga berkaitan dengan ritual kepercayaan pada masa prasejarah yang hingga kini masih tetap berfungsi sebagai tempat untuk pemandian dengan air nya yang jernih.

       Dalam berbagai agama dan kepercayaan didunia banyak sekali penggunaan air yang dinarasikan di berbagai kitab suci serta kisah tutur yang berkembang di masyarakat. Didalam agama Hindu dikenal adanya kisah tentang Tirta Suci Amerta atau air kehidupan sebagai minuman para Dewa agar dapat hidup abadi yaitu kisah Samudramanthana dimana diceritakan telah terjadi perebutan Tirta Suci Amerta antara para Dewa dan kaum Asura(raksasa), mereka memutar gunung Mandaragiri yang ditopang oleh kura-kura sebagai perwujudan dari Dewa Wishnu dan dibelit oleh Naga Basuki untuk memperoleh sumber kehidupan tersebut.
pancuran air yang menggambarkan Samudramanthana yang di temukan di candi Penataran, koleksi museum Nasional Gedung Gajah Jakarta.
Pancuran air yang merupakan miniatur Samudramanthana berasal dari Ampelgading kab Malang, menjadi koleksi museum purbakala Trowulan atau sekarang pusat informasi Majapahit (PIM), Mojokerto, Jawa timur.
Candi Naga yang terletak di kompleks Percandian Penataran dengan relief Naga yang melingkari candi merupakan penggambaran bukit Mandaragiri dalam kisah Samudramanthana.

      Kisah perebutan Tirta Suci Amerta dalam cerita Samudramanthana menyiratkan betapa pentingnya air dalam kehidupan bahkan untuk mahkluk yang hidupnya abadi seperti para Dewa sekalipun.
       Dalam kekristenan firman Tuhan pun diibaratkan seperti air yang barang siapa meminumnya tidak akan pernah  kehausan atau dahaga lagi  untuk selamanya,itu menekankan betapa pentingnya air bagi semua mahluk hidup terutama manusia.
       Demikian juga dalam Islam dan Yahudi,air sangat penting dalam ritual agama yaitu untuk bersuci diri(Wudhu) sebelum melaksanakan ibadah nya,bahkan sumur Zam-zam merupakan sumber air yang sangat dimuliakan dalam agama Islam dikarenakan adanya keyakinan akan khasiat dalam air Zam-zam.
       Berbagai ritual adat terutama dijawa banyak dilaksanakan dibawah pohon tempat bersumber mata air dengan berbagai cara salah satunya adalah kenduri dalam rangka membersihkan sumber air sebagai ungkapan syukur atas segala berkah dan bentuk kearifan lokal dalam menjaga serta merawat mata air sebagai sumber kehidupan hari ini,esok serta selamanya.
         Masyarakat tradisional di pedesaan berkeyakinan bahwa dengan merawat, memelihara dan menjaga sumber air berarti sama saja dengan menjaga, merawat dan memelihara dirinya sendiri
Sehingga ada pantangan untuk merusak, mencemari dan mengotori apapun yang berhubungan dengan sumber mata air yang ada di wilayah nya.
         Ketika agama Hindu dan Buddha masuk ke Nusantara, pemuliaan sumber air tidak dilupakan bahkan diteruskan dengan membangun sumber air itu sebagai sebuah petirtaan yang disucikan untuk ritual agama yang sudah tentu menguntungkan sebuah wilayah dimana petirtaan itu dibangun karena wilayah mereka menjadi kawasan perdikan atau bebas pajak, sehingga tidak heran banyak petirtaan bisa kita jumpai di pedesaan terutama di wilayah jawa dan Bali.
       Demikian juga ketika agama Islam dan Kristen datang ke Nusantara, pemuliaan terhadap air tidak berubah karena berhubungan dengan ritual agama yang mensyaratkan kesucian fisik saat beribadah dalam tempat ibadah.
          Sudah selayaknya kita harus menjaga,merawat, memelihara air demi keberlangsungan kehidupan untuk seluruh umat manusia di muka bumi ini, jangan pernah merasa air adalah cuma-cuma dari alam sehingga kita tidak bijaksana dalam memanfaatkan sehingga merugikan yang lainnya terutama anak cucu kita kelak di masa akan datang.
Petirtaan Watugede di Singosari, kabupaten Malang, tempat yang dipercaya sebagai pemandian Ken Dedes.
petirtaan Dewi Sri diwilayah Simbatan, Magetan, merupakan petirtaan yang unik dengan tiga Jaladwara/pancuran air yang salah satunya berwujud arca wanita dipercaya sebagai Dewi Sri oleh masyarakat sekitar.
Petirtaan Belahan tempat diketemukan nya Wishnu sedang mengendarai Garudha.
Wishnu sedang mengendarai Garudha yang diduga sebagai perwujudan dari Airlangga,raja Kahuripan yang kini tersimpan di museum purbakala Trowulan, Mojokerto.
petirtaan Brumbung yang berada di wilayah desa Brumbung, kecamatan Kepung, Kediri.Jaladwara atau pancuran air dipetirtaan Sumber Beji,Ngoro, kabupaten Jombang, yang berbentuk burung Garuda.

petirtaan Sumber Beji yang di ketemukan di tengah areal persawahan di Ngoro, kabupaten Jombang.pancuran air atau Jaladwara yang berwujud arca wanita di candi Belahan atau yang dikenal sebagai "Sumber Tetek"
petirtaan Jalatunda dilereng gunung penanggungan yang airnya merupakan salah satu dari air terbaik didunia.
Candi Tikus di Trowulan, Mojokerto, merupakan sebuah petirtaan yang saat ditemukan telah terpendam dan menjadi sarang tikus pada tahun 1914 berdasarkan laporan dari bupati Mojokerto, RAA Kromojoyo Adinegoro yang kemudian ditindaklanjuti oleh seorang arsitek dan kolektor barang kuno ir Henry Maclaine Pont, yang terkenal banyak merancang bangunan megah di kota-kota besar di Indonesia termasuk Stasiun Tegal, kantor pusat SCS Tegal dan gedung ITB Bandung.kolam segaran yang berada tidak jauh dari museum purbakala Trowulan, Mojokerto, merupakan kolam raksasa kuno yang terbesar di Indonesia.kota raja Majapahit yang terletak di dataran rendah dengan dikelilingi banyak aliran sungai telah berusaha mengendalikan aliran air sehingga KotarajaMajapahit tidak dilanda banjir dengan membuat banyak saluran dan penampungan air, salah satunya adalah kolam Segaran ini, selain berfungsi sebagai pengendali banjir juga merupakan saluran irigasi yang masih berfungsi dengan baik hingga saat ini dan sumber air minum.
         Selamat hari air sedunia, bijaksana lah dalam menggunakan sumber daya air, karena dengan air telah membuat kehidupan terus berlanjut dari masa lalu,masa kini,esok dan masa depan.
                      Selesai.
Sumber foto: ©Arkeovlog,Noviana Armansyah, Sejarah Nusantara dan Dunia,SiGarDa(sinau cagar budaya) dan berbagai sumber lain nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makam Tentara Jerman di Arca Domas

Harold Gregory "Hal" Moore Jr