Kereta Paksi Naga Liman: Simbol Tiga Unsur Alam
Kereta Paksi Naga Liman milik Kesultanan Kanoman Cirebon yang rodanya terbuat dari kayu sawo.
Indonesia kaya akan peninggalan masa lalu dari berbagai kerajaan yang pernah tumbuh dan berkembang silih berganti serta ada yang sudah tinggal dalam sejarah maupun yang tetap eksis walaupun hanya sebagai simbol budaya tanpa memiliki kekuasaan seperti dimasa dimana kerajaan-kerajaan itu masih berjaya sebagai sebuah negara.
Salah satunya adalah kesultanan Kanoman, Cirebon yang berdiri pada tahun 1678 setelah terpecahnya kesultanan Cirebon menjadi dua bagian. Kesultanan Kanoman didirikan oleh Pangeran Mohammad Badridin atau Pangeran Kertawijaya yang bergelar Sultan Kanoman I.
Keraton Kanoman yang kini dipimpin oleh Sultan Raja Muhammad Emirudin II dan Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran memiliki banyak pusaka yang salah satunya adalah sebuah kereta kencana peninggalan dari Pangeran Cakrabuana, pendiri kesultanan Cirebon yaitu Kereta Paksi Naga Liman yang rodanya terbuat dari kayu sawo dan berusia hampir 5 abad(dibuat pada tahun 1428 masehi atau 1350 saka).
Kereta Paksi Naga Liman saat dipergunakan oleh Sultan Raja Muhammad Emirudin II ketika beliau mengingatkan walikota Cirebon agar lebih memperhatikan rakyatnya, beberapa tahun yang lalu.
Kereta Paksi Naga Liman saat dipergunakan oleh Sultan Raja Muhammad Emirudin II ketika beliau mengingatkan walikota Cirebon agar lebih memperhatikan rakyatnya, beberapa tahun yang lalu.
Kereta Paksi Naga Liman ini panjang 3 meter, tinggi dua meter, pernah digunakan oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati serta kemudian menjadi kereta kebesaran Kesultanan Kanoman yang dipakai untuk acara-acara resmi kesultanan.
Kereta ini melambangkan tiga unsur alam yaitu udara yang diwakil sayap burung Garuda sebagai simbol agama Islam, air yang diwakili oleh kepala naga sebagai simbol negara Cina tempat asal permaisuri Sunan Gunung Jati berasal dan daratan diwakili oleh belalai gajah yang merupakan simbol kebudayaan Hindu, kemudian ketiganya menjadi sebuah perpaduan ikonik yang mencerminkan pluralisme budaya di Cirebon serta menggambarkan wilayahnya yang mewakili ketiga unsur alam yang sekarang ada dimasa kini seperti dilaut ada pelabuhan,didarat kaya akan hasil pertanian dan Bandara Cakrabuana sebagai unsur udaranya.
Kereta Paksi Naga Liman yang berusia mendekati 5 abad ternyata memiliki prinsip-prinsip dasar otomotif modern yang kemudian ditiru oleh industri otomotif modern dimasa sekarang.
Keunikan Kereta Paksi Naga Liman adalah menjadi sebuah fakta ketika di abad ke 15 belum ada terpikir untuk menggunakan per daun seperti yang telah dipakai oleh semua mobil modern, power steering dan sistem roda racing, Kereta yang diciptakan oleh Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Cirebon sudah memakai semua itu jauh melampaui kendaraan bermotor di masa sekarang ini, bahkan Hak cipta sistem roda racing nya telah dibeli oleh pabrikan otomotif dari Jerman yaitu Mercedes Benz.
Kereta Paksi Naga Liman yang dibuat hampir lima abad yang lalu selain melambangkan pluralisme dan kebhinekaan telah memiliki teknologi yang belum terpikirkan di masa itu oleh para ilmuwan terkemuka manapun juga,namun sudah bisa diciptakan oleh mereka yang menjadi para leluhur bangsa dan sepatutnya kita dimasa kini berbangga akan peninggalan sejarah yang mampu melampaui masanya.
Dan akhir kata jangan lupa untuk berkunjung ke Cirebon khususnya keraton Kanoman untuk menikmati kebesaran peninggalan sejarah bangsa kita yang adiluhung.
Selesai.
Komentar
Posting Komentar